
Di saat banyak negara telah membuka kegiatan tatap muka, situasi berkegiatan selama masa pandemi di Indonesia masih belum pulih. Aktivitas secara keseluruhan masih dilakukan dari rumah.
Berikut ini adalah beberapa tips mindfulness bagi keluarga untuk menghadapi perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Darurat (PPKM Darurat) yang masih berlangsung hingga saat ini.
- Sadari bahwa tidak ada yang sempurna.
Bahkan sebelum COVID-19 datang pun, tidak ada orang tua dan keluarga yang sempurna. Sangat penting untuk mengakui bahwa situasinya memang berubah dan menjadi lebih sulit untuk banyak keluarga. Menyadari bahwa orang tua sangat mungkin untuk melakukan kesalahan, merupakan cara berdamai yang terbaik dengan keadaan. Semakin menyalahkan diri atas kesalahan yang terjadi hanya akan mengarahkan kita pada berbagai masalah lainnya seperti rasa sakit, terluka, takut, cemas, hingga depresi. - Belajar mendengar aktif.
Latihan mendengar aktif tidak hanya sekedar mendengarkan sambil lewat. Mendengar aktif memerlukan kehadiran penuh kita untuk mendengarkan apa yang disampaikan anggota keluarga kita dengan fokus, empati, dan rasa ingin tahu. Dengan demikian, akan lebih meningkatkan pengertian dari masing-masing anggota keluarga dan menghindari terjadinya kesalahpahaman. - Melatih kemampuan berkomunikasi dengan rasa kasih sayang.
Intensitas pertemuan yang meningkat tajam dibandingkan sebelum Covid-19 sangat rentan menimbulkan konflik yang lebih sering. Oleh karena itu, sangat penting untuk masing-masing anggota keluarga memahami apa yang benar-benar diinginkan dan dirasakan, serta mengkomunikasikan dengan baik. Sehingga, anggota keluarga dapat terhindar dari bom waktu yang siap meledak kapan saja karena masalah dan keinginan yang disimpan sendiri, atau tidak disampaikan dengan mengedepankan rasa kasih sayang. - Latihan memaafkan diri sendiri dan juga anggota keluarga.
Karena kita tidak mungkin terlepas dari kesalahan, maka setelah latihan menyadari bahwa kita bisa salah dan memang tidak sempurna, kita juga perlu untuk memaafkan diri sendiri untuk kesalahan yang telah kita perbuat. Latihan memaafkan ini sepaket dengan refleksi, berkomunikasi, dan mendengar aktif sebelumnya. Kita lebih terbuka dalam melihat kesalahan orang lain juga sebagai sesuatu yang manusiawi. - Latihan bersyukur.
Latihan bersyukur dapat dilakukan pada hal-hal kecil dan sederhana yang sebelumnya mungkin luput dari perhatian kita. Misalnya, kita bisa mulai mensyukuri napas yang kita hirup sesaat setelah bangun dari tidur, atau saat berhasil bangun di pagi hari, dan menikmati segelas air. - Latihan berterima kasih.
Menunjukkan rasa syukur dalam bentuk nyata berupa ucapan terima kasih pada anggota keluarga lainnya juga menjadi kebahagiaan tersendiri yang menular di dalam rumah. Orang tua dapat memuji anak yang dapat bangun tepat waktu dan mandi tanpa disuruh, atau mengucapkan terima kasih saat anak mencuci piringnya sendiri atau bahkan membantu mencuci semua piring kotor yang ada. - Menjaga interaksi dengan anggota keluarga, kerabat, atau sahabat dan teman.
Hal ini bisa dilakukan dengan sesekali menghubungi dan mengadakan panggilan menggunakan video. Hal ini dapat membantu kita dan mereka untuk tetap terhubung meskipun secara virtual. Bila perlu, bisa dengan menambahkan dengan saling mengirimkan perhatian kecil seperti keperluan vitamin, buah, dan makanan pada anggota keluarga yang tidak tinggal serumah, atau pada mereka yang sedang dikarantina karena positif COVID.
8.Latihan memberi jeda dan sepenuhnya hadir bersama keluarga.
Banyaknya informasi berseliweran, membuat pikiran menjadi penuh dan tidak jarang menimbulkan rasa cemas dan memperburuk keadaan. Sehingga, penting untuk memberikan jeda pada diri untuk kemudian dengan sengaja mengalokasikan waktu untuk menikmati hari sepenuhnya bersama anggota keluarga, melakukan kegiatan bersama. Kegiatan bersama yang dilakukan tidak perlu mahal, karena yang penting adalah kualitas dari waktu yang dihabiskan bersama keluarga. Misalnya, bermain bersama, atau mengajak anak untuk mengerjakan pekerjaan rumah bersama seperti memasak atau mencuci bersama. Selain memberikan kebahagiaan, juga dapat meningkatkan ikatan dari sesama anggota keluarga.
Selamat mencoba!